Data rumah sakit di Indonesia yang tercatat oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2019 sejumlah 2344. Mom dan Dad perlu waspada juga terhadap penyakit ini karena data dari Badan Pusat Statistik tahun 2019 menyebutkan bahwa angka persentase penduduk yang terkena malaria dari 1,000 penduduk sebesar 0,75%. Penyakit ini biasanya ditandai dengan demam tinggi. Hampir sama seperti gejala pasien covid-19 kan ?. Selain malaria dan covid-19, penyakit lain yang juga ditandai dengan demam tinggi adalah demam berdarah. Baik demam berdarah maupun malaria disertai dengan mual dan muntah. Keduanya juga disebarkan melalui nyamuk. Ciri inilah yang membedakan antara malaria dan demam berdarah dengan covid-19.

Los Angeles Times telah menerbitkan berita tentang kasus seorang Ibu bernama Yuli Irma yang tinggal di pinggiran kota Jakarta yang kehilangan anak – anaknya. Awal mulanya ia mengira anak – anaknya terserang demam karena coronavirus. Namun, setelah dilakukan tes darah diketahui bahwa anak – anak Ibu Yuli Irma bukan terkena covid19, melainkan malaria. Malaria adalah salah satu penyakit terbesar di Indonesia yang saat ini mulai membayangi kita tanpa kita sadari. Saat ini kita terlalu fokus untuk melindungi diri dari serangan coronavirus. Padahal ada penyakit lain yang harus ditangani oleh tenaga medis di Rumah Sakit tiap tahun.

Jumlah total persentase penduduk terkena DBD pada tahun 2019 jauh lebih tinggi daripada Malaria dan data rumah sakit.

Dilansir dari sumber data yang sama dengan malaria, sebanyak 51,13% dari 100,000 penduduk di Indonesia terkena demam berdarah. Wilayah terbanyak di Indonesia yang terkena demam berdarah adalah Kalimantan Utara. Kemudian, diikuti dengan Kalimantan Timur, Bali dan Gorontalo. Untuk wilayah Pulau Jawa, Yogyakarta adalah wilayah pertama terbanyak penduduk yang terkena demam berdarah. Disusul dengan Ibukota Jakarta. Walau untuk wilayah lain memiliki angka pasien yang jauh lebih sedikit, bukan berarti Moms dan Dad yang berada dalam wilayah tersebut dapat acuh terhadap penyakit ini.

Alasan lain kenapa Mom dan Dad tetap harus lebih berhati – hati karena jumlah keseluruhan Rumah Sakit di Indonesia sebesar 2,365. Sedangkan jumlah dokter yang tersedia sebesar 81,011. Total perawat yang ada di seluruh Indonesia sebesar 345,508 dan tenaga kesehatan masyarakat sebesar 28,306. Hal ini tentu saja sangat kontras dengan jumlah penduduk Indonesia sebesar 268,074,600. Jumlah Rumah Sakit tersebut belum dikurangi dengan jumlah Rumah Sakit yang memberikan layanan untuk pasien corona. Jenis Rumah Sakit ini akan lebih mengutamakan pelayanan untuk pasien corona. Ditambah lagi para tenaga medis juga lebih tercurahkan tenaga dan waktunya untuk mengatasi masalah coronavirus yang masih meningkat.

Dari perbandingan data rumah sakit dengan jumlah pasien dan tenaga medis yang tersedia diatas, maka patut kita semua harus lebih berhati – hati dalam menjaga kondisi kesehatan keluarga. Terutama saat musim hujan datang. Musim ini adalah waktu favorit untuk nyamuk menetas. Pada musim ini nyamuk akan senang sekali berkembang biak dan keberingasannya jauh lebih menyeramkan daripada ketika musim kemarau.

Penting untuk diketahui Mom dan Dad bahwa nyamuk itu tidak suka menetas di genangan air yang kotor, seperti genangan air hujan. Nyamuk lebih senang menetas di atas genangan air yang bersih, seperti kolam. Jadi, salah satu cara untuk mencegah nyamuk menetas adalah menutup genangan air, baik kotor maupun bersih. Cara lain yang tak kalah penting adalah memasang anti nyamuk yang efektif. Para’kito memberi solusi untuk Mom dan Dad melindungi keluarga tercinta dari serangan nyamuk yang jahat secara alami. Kunjungi halaman Para’kito Gelang Anak untuk memilih warna dan motif gelang yang akan diberikan kepada putra/putri anda.

Referensi

https://www.latimes.com/world-nation/story/2020-05-12/coronavirus-dengue-fever-southeast-asia

Statistik Indonesia 2020 : Badan Pusat Statistik Indonesia.